Pernah nggak sih, mblo, kamu kepingin banget punya pacar tapi nggak dapet-dapet sampai akhirnya terpikirkan untuk memacari benda yang kamu suka, misalnya buku, baju, atau mungkin...kalkulator? Seperti cewek yang kuliah Jurusan Matematika di Orlando, Amerika Serikat ini. Ia memacari kalkulator yang katanya bernama Pierre. Tapi Pierre kemudian mati atau rusak dan cewek bernama Noorul Hassan ini pun move on.
Nggak juga. Mungkin baginya manusia mengecewakan dan ia lebih senang berhubungan dengan benda-benda. Pacarnya setelah Pierre adalah game Tetris. Tahu kan, permainan klasik itu lho yang ada di Gameboy. Tapi ternyata pada masa peralihan dari Pierre ke Tetris, Noorul juga menjalin hubungan romantis dengan beberapa benda termasuk iPod. Hanya saja dengan Tetris yang paling awet, sudah lebih dari setahun dan ia berencana menikahinya setelah lulus kuliah nanti.
Ia sedang bermain Smash Run ketika mendengar backsound game Tetris dan menurutnya bunyi itu enak didengar dan membuat cewek berusia 20 tahun ini ingin memainkannya terus menerus. Sejak itu ia memainkan Tetris lebih dari dua belas jam sehari. Menurut Noorul, Tetris adalah sosok yang sempurna dan bisa merangsang otak untuk berpikir. Baginya hal itu seksi. Ia bahkan tidur dengan benda-benda bertema Tetris, seperti bantal dan sprei bermotif Tetris. Ia tahu, Tetris adalah Mr. Right yang tercipta untuknya.
Kondisi objectophilia terjadi ketika seseorang mencintai benda mati, dengan hati—bukan hanya untuk memuaskan nafsu seksual. Berbeda dengan fetish di mana seseorang memakai benda mati atau terstimulasi rangsangan seksualnya dengan benda mati, pengidap objectophilia benar-benar memakai perasaan dan mengalami sensasi jatuh hati.
Ia menyadari bahwa apa yang ia lakukan—mencintai Pierre dan Tetris adalah objectophilia. Ia juga menggambarkan bagaimana hubungannya dengan Pierre, “Aku menyentuhnya nggak hanya menggunakan jari, tapi juga lidah. Ia pintar, sehingga hubungan kami seperti dua orang pintar yang berpacaran. Tentu saja, ia kan kalkulator.”
Nah gimana nih guys menurut kalian? Ada yang pernah mengalami kasus serupa atau punya teman seperti itu? Nggak apa-apa ya, jangan dibully. Yang penting kan nggak merasa kesepian. Daripada yang punya pacar manusia tapi hatinya malah semakin sepi? Duh.